Selasa, 19 Mei 2009

Penciptaan Sejarah yang Pertama Kali


Masa muda. Kira-kira begitu jawabannya. Jawaban yang bisa ditangkap dari sorot matanya yang tajam, jauh menerawang mengingat kembali masa-masa perjalanan hidupnya, dari sosok generasi tua yang telah memasuki usia senja itu. Senyuman di bibirnya dan raut muka yang cerah ceria itu seolah sedang berkata, "Aku bangga dengan masa mudaku." Dan pada saat itu juga, seakan-akan semua catatan sejarah sejak masa kecilnya terlintas dalam benak yang benar-benar hidup di depan mata..

Masa muda. Siapa yang tidak ingat dengan masa-masa penuh kenangan indah itu? Siapa yang tlah melupakan saat-saat yang dijejali dengan suka duka, mengharu biru, dan mengasyikkan itu? Jawabannya cukup sederhana, bukan? Yha..pasti tak ada yang membuang semua ingatan masa mudanya. Meski tentu saja ini tidak sedang menafikan masa-masa kebahagiaan sewaktu kecil. Tapi, masa muda tetap lah akan menjadi masa-masa kenangan indah yang tak pernah terlupakan..

Masa muda adalah masa-masa di mana seorang manusia sedang mengalami masa-masa kuatnya. Suatu masa di mana seorang manusia tengah bergelut dengan ukiran-ukiran prestasi gemilangnya. Dan ia pula menjadi masa-masa puncak kecemerlangan sejarah hidupnya. Itulah sebabnya, bagi generasi tua yang telah dipupus oleh usia yang semakin senja itu, masa muda menjadi masa yang mengesankan. Dan bagi mereka, generasi muda adalah generasi harapan yang akan meneruskan perjuangan sejarah masa lalu yang telah mereka torehkan.

Satu pertanyaan yang pasti mesti kita jawab oleh diri kita adalah, "Apakah harapan yang mereka, para generasi tua itu mampu kita wujudkan?" Itulah kira-kira pertanyaan taktis yang harus kita jawab. Yha..kita lah yang harus menjawab, bukan orang lain. Karena kita lah saat ini, orang-orang yang dianggap oleh para sesepuh kita itu sebagai generasi muda harapan sejarah masa depan..

Lalu, jawaban seperti apakah yang akan kita berikan, wahai generasi muda? Jawab lah dan buktikan sekarang juga..

Suatu saat, dalam sebuah nasehatnya yang singkat, Ustadz Syatori Abdur Rauf, pengasuh PPMDS Jogjakarta, mengingatkan kepada para generasi muda. Ada 2 hal yang harus dimiliki oleh generasi muda agar mereka menjadi pemuda-pemuda yang ideal. Pemuda semestinya memiliki keterpaduan 2 hal tersebut.

Pertama, pemuda harus memiliki ketajaman.
Apakah ketajaman yang dimaksud? Ketajaman yang dimaksud adalah cerdasnya kemampuan akal pikiran dalam menanggapi peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam hidup ini, sekaligus menentukan sikap terbaik yang harus ia lakukan.

Pemuda ibarat mata air yang selalu memancarkan airnya, tak pernah kering, dan menjadi 'sumber' kehidupan. Pemuda idealnya senantiasa mengasah kekuatan akal pikirannya, menggunakan semaksimal mungkin kekuatan berpikirnya untuk menghadapi segala tantangan kehidupan sehingga mereka bisa memilih dan mengambil langkah tepat sekaligus terbaik yang mesti ia lakukan. Dengan kekuatan akal pikirannya itu lah pemuda mampu menjawab segala tantangan zaman dengan solusi yang tepat.

Kedua, pemuda harus memiliki kepekaan.
Kepekaan yang dimaksud adalah cerdasnya kekuatan hati untuk memaknai peristiwa demi peristiwa yang ia alami dalam hidup untuk kemudian dicari hikmah dari peristiwa tersebut.

Yupz..sadar atau tidak, setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita itu adalah bukan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan, kan? Nha, tentu semuanya ada maksud dan tujuan mengapa peristiwa itu terjadi dalam hidup ini. Hanya saja, tidak setiap kita mampu 'membaca' apa maksud dari peristiwa itu terjadi dalam hidup kita.

Wahai generasi muda, agar kita bisa memahami bahwa setiap peristiwa yang kita alami tidak ada yang sia-sia, memiliki kepekaan (kekuatan) hati menjadi sebuah keniscayaan. Karena dengan kepekaan hati ini lah kita, pemuda harapan masa depan, bisa mengerti hakikat peristiwa yang terjadi dan dari peristiwa itu lah kita bisa mengambil pelajaran.

Dua hal ini lah yang akan mengantarkan kita menjadi sosok pemuda ideal yang akan menorehkan sejarah. Tentu kedua hal tersebut juga akan didukung oleh kekuatan fisik kita, generasi muda yang jika dibandingkan dengan generasi kanak-kanak dan generasi tua, pemuda memiliki satu kelebihan yaitu kekuatan fisik yang lebih prima.

Sekarang, sudah saatnya lah kita berbenah diri agar mampu menjadi pemuda ideal sehingga mampu mewujudkan harapan-harapan generasi tua, para pendahulu sejarah hidup kita. Maka, tidak ada salahnya jika Dr. Mustafa As-Siba'i pernah mengungkapkan dalam satu pernyataannya seperti berikut..

Kaum muda,

membuat sejarah dengan hati mereka,
para cendekia,
membuat sejarah dengan akal pikiran mereka,
dan orang-orang yang arif bijaksana,
membuatnya dengan jiwa mereka.

Apabila di antara hati, akal, dan jiwa
saling menunjang untuk membuat sejarah,
pasti sejarah kita tidak akan pernah pudar sinarnya,
dan tidak akan padam obornya.
Dan itulah penciptaan sejarah yang pertama kali.

(DR. Mustafa As-Siba'i)

Dari pernyataan itu, setidaknya kita bisa bayangkan jika generasi muda hari ini adalah generasi yang mampu mensinergikan antara hati, akal, dan jiwa. Yha, generasi muda sekarang harus menjadi generai muda yang cerdik cendekia dan merupakan oarang-orang yang arif bijaksana.

Akhirnya, selamat berjuang menjadi generasi seperti itu, wahai pemuda. Sejarah telah menanti goresan tinta perjuanganmu!

(diambil dari catatan sejarah perjalanan hidup pribadi, 23 Januari 2005)

- Roma -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

followers

RSS Subscribe