Kamis, 04 Juni 2009

Ini Dia Pemuda Idaman!


Ini Dia Pemuda Idaman!
sepuluh karakter pemuda islam idaman


Pertama, Aqidahnya Lurus

Istilah kerennya 'salimul aqidah'. Karakter ini penting banget, soalnya berkaitan dengan pondasi agama. Kalo' pondasinya baik, bangunannya akan baik pula. Sebaliknya, jika pondasinya lemah, bangunan itu tak kan berdiri kokoh.
Ciri-cirinya a.l :
a. Bebas dari syirik pada benda mati. Jauhi horoskop, zodiak, shio, jimat, kuburan, merasa sial karena suatu pertanda, dll.
b. Bebas dari syirik pada benda hidup : mengganti hukum Allah dengan hukum thaghut, pergi ke dukun, peramal, jin, dst.
c. Ikhlas, bebas dari riya’, ujub, sum’ah, dan syirik khafi lainnya. Ikhlas ketika niat, ikhlas ketika melakukan, ikhlas sejak selesai melakukan sampai mati.
d. Memahami bahwa Islam adalah sebuah konsepsi hidup yang syamil (menyeluruh), kamil (sempurna), dan mutakammil (integral).
e. Dzikrullah dalam setiap waktu dan keadaan.
f. Mengingat hari akhir dan bersiap menghadapinya.


Kedua, Ibadahnya Bener

Disebut juga 'shahihul-ibadah'. Pernahkah kita mengetahui sifat shalat, wudhu, shiyam, zakat, haji, dan ibadah-ibadah lain menurut Rasulullah saw? Ataukah kita sholat sekedarnya saja?

Ketiga, Akhlaqnya Kokoh

Atau 'Matiinul Khuluq'. Orang yang kokoh akhlaqnya tidak ima'ah (suka ikut-ikutan). Nggak latah pada trend, sebaliknya, orang yang kokoh akhlaqnya akan senantiasa melakukan perbaikan di masyarakat. Salah satu aspek yang terpenting dalam Islam khan akhlaq. Senyum pada sodara itu shodaqoh, lho!

Keempat, Kualitas Intelektual Tinggi

Bahasa kerennya 'mutsaqaful-fikr'. Seorang pemuda muslim kudu jadi orang yang cerdas dan berkadar intelektualitas tinggi. Inget Zaid bin Tsabit? Beliau menguasai bahasa Romawi beserta grammarnya hanya dalam 70 hari! Seorang muslim harus produktif menghasilkan karya-karya intelektual, seperti halnya Ibnu Taimiyah, Imam Nawawi, Ibnul Qayyim, dan para salafus-shalih umat ini. Ikuti dong lomba-lomba karya ilmiah, sering-sering baca buku, nulis cerpen, aktif di organisasi, dst.

Kelima, Fisiknya Kuat

Masa' pemuda loyo? Pemuda harus 'qowwiyul-jism' dong! Fisiknya harus kuat. Ingat, Allah lebih mencintai muslim yang kuat daripada muslim yang lemah. Bukankah yang kuat bisa membela yang lemah? Trus, seorang muslim juga jangan sering sakit-sakitan. Perhatikan makan, baik porsi maupun menunya. Rutinkan olahraga! Sekolahmu khan punya banyak fasilitas, walaupun seadanya. Kalo' perlu, nggabung aja sama sie-sie olahraga yang ada (Basket, Sepakbola, Bulutangkis, Pingpong, Taekwondo, dll.)

Keenam, Bisa Mandiri

Qadirun 'alal-kasb’ adalah karakter berikutnya dari seorang pemuda Islam. Jangan sampai pemuda Islam hanya bisa bergantung pada orang tua. Apalagi merengek minta dibeliin ini itu. Walaupun keluargamu kaya, cobalah untuk melatih lifeskillmu, insya Allah akan berguna di masa depan. Untuk masa SMU atau kuliah, paling tidak kita meminimalisir beban yang ditanggung orang tua kita untuk membiayai hidup kita.

Ketujuh, Bersungguh-sungguh

Seorang muslim haruslah bersungguh-sungguh bagi dirinya (mujahidu linafsihi). Kalo' ngerjain sesuatu jangan setengah-setengah. Cobalah berkomitmen dalam setiap aktivitas kita. Hasilnya akan lebih optimal. Gunakan kemampuan maksimal kita, apapun hasilnya. Allah menilai prosesnya, bukan hasil semata.

Kedelapan, Bermanfaat bagi orang lain

"Orang yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain...", begitu kata Rasulullah Muhammad saw. Islam adalah agama yang rahmatan-lil-'alamin. Seorang muslim pun harus demikian. Rasulullah yang hanya punya dua lembar pakaian pun kalau Qurban menyumbang 100 ekor unta! Begitulah, nafi'un lighairihi adalah sifat kedelapan dari pemuda idaman. Kata Rasulullah : "Belum beriman seseorang kalau dia belum mencintai saudaranya (sesama mukmin) seperti mencintai dirinya sendiri..." Coba cek diri kita. Apakah kita ingat saudara-saudara kita yang kesulitan makan, saat kita menghamburkan uang begitu saja?

Kesembilan, Teratur segala Urusannya

Manajemen yang bagus harus dimiliki oleh seorang pemuda muslim. Kalo' perlu, punyai buku agenda yang mengatur berbagai macam kegiatan kita, janji-janji kita, atau catatan uang yang masuk dan keluar. Jangan sampai manajemen seorang muslim amburadul. Ini yang disebut 'munazham li syu'unihi'

Kesepuluh, Menjaga Waktu

"Al-waqtu kasy-syaif..." gitu katanya pepatah arab. Waktu ibarat pedang, begitulah artinya kira-kira. Bener lho! Kalo' kita bisa menggunakan waktu dengan baik, maka waktu akan sangat berguna bagi kita. Tapi, kalo' kita menyia-nyiakannya, banyak musibah yang akan kita terima. Yuk, manfaatin waktu!

(diambil dari buletin Salam, buletin da'wah Rohis Al-Uswah SMA N 1 Jogja dengan perubahan seperlunya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

followers

RSS Subscribe