Kamis, 04 Juni 2009

Mengadulah Pada Kekasihmu


Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Kupersembahkan tulisan ini untukmu wahai bangsa Indonesiaku...
Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan hidayah-Nya padamu
Dalam menghadapi kemelut bangsa ini...
Aamiin, Ya Rabbal 'aalamiin.


Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Mengadulah Pada Kekasihmu...!"

Sahabatku rahimakumullah...
Ujian apakah gerangan yang sedang melanda dirimu kini?
Yang kau balut dengan senyuman?
Dan jika sudah tak kuasa menahan...
Kau tumpahkan pada orang-orang yang terpercaya...
Ataupun lewat sarana dan media...

Sahabatku...
Yang Menciptakan kita berkata:

"I'lamuu annamal hayaa tuddun-yaa la 'ibun".
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah suatu permainan. [QS. Al-Hadiid (57): 20]

Kita ini sesungguhnya sedang bermain dalam sebuah panggung kehidupan yang diciptakan-Nya. Dengan berbagai peran, keadaan dan penjiwaan...

"Wa annahuu huwa adhaka wa abkaa".
Dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.
[QS. An-Najm (53):43]

Adegan apa yang sedang engkau perankan wahai sahabatku???
Seorang yang kaya...ataukah miskin?
("Kaya jiwa ataukah harta?", "Miskin harta ataukah bathin?")


Seorang insan yang penuh duka... ataukah seorang hamba yang senantiasa ceria dan bahagia?.
Suatu ketika peran yang kau mainkan akan memaksamu untuk menangis...
Dan lain ketika memaksamu untuk tertawa...
Duniapun penuh warna dan langit pun terpesona...!!!
Masya Allah...
Itulah Kuasa-Nya Allah...

(Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaa ha ilallah, wallaahu Akbar...)

Karena itu sahabatku...
Bermainlah dengan penuh rasa cinta dan kesabaran,
niscaya engkau ta'kan sulit melakukannya.
Ikuti petunjuk pengarah adeganmu (Rasul Allah saw),
agar Sang Penulis Skenario Cerita (Allah swt) merasa senang,
karena engkau mampu memainkannya dengan baik.

Ingat!!!
Jangan mau terperdaya...
Karena sungguh!!!
Setiap adegan yang kau lakukan akan senantiasa dinilai
dengan cermat dan penuh perhitungan !!!

Aduhai gerangan.
Kini kau sulit memainkannya.
Adegan itu semakin hari semakin berat saja...
Terlalu payah dan melelahkan...
Begitu banyak menguras energi dan fikiran.
Rasamu pun tak karu-karuan!
Tanpa disadari engkau pun bergumam, "Aku tak bisa...!"
Yach...begitulah kita manusia...!!!

Duhai yang dilanda duka.
”Laa tahzan walaa takhaaf.”
Janganlah sedih dan janganlah takut.
Sang Penulis Skenario berbisik lembut pada qalbumu.:
"Maa wadda 'aka rabbuka wamaa qalaa".
Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu".
[QS. Ad-Dhuha (93): 3]
"Asaabakum ghamman-bighammin-likailaa tahzanuu 'alaa maa faa takum walaa maa a shaa bakum".
Allah menimpakan padamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. [QS. Ali-Imran (3): 153)

Dekati Dia.
Bukankah dengan Sifat Maha Penyayang-Nya engkau sebut Dia Yang Tersayang?!...
Bukankah dengan Sifat Maha Pengasih-Nya engkau sebut Dia Sang Kekasih?!...
Mengadulah Pada Kekasihmu...!!!
Dia akan menguatkan jiwamu, menentramkan qalbumu.
Dia Sebaik-baik Penolong... Sebaik-baik Pelindung...
Percayakan semua pada-Nya.
Karena dalam cinta ada kepercayaan!!!

Ooo.. Ini bukan saat yang tepat untukmu sahabatku.
Lihat di kanan dan kirimu!
Hiruk pikuknya mebuatmu sulit untuk berkonsentrasi.

"Inna laka finnahaa ri sabhan-thawiilaa".
Sesungguhnya bagimu pada siang hari mempunyai urusan yang banyak".
[QS. Al-Muzzammil (73): 7]

Karena itu menyepilah. Ucapkan pada-Nya.
"Yaa Habibi.. Wahai Kekasihku.. Aku ingin mengadu pada-Mu!"
Dengan kelembutan-Nya Ia berfirman:
"Qumil laila".
Bangunlah untuk shalat di malam hari.
[QS. Al Muzzammil (73): 2]
”Nisfahuu awin-qush minhu qaliilaa".

(Yaitu) seperduanya atau kurang dari padanya sedikit.
[QS. Al-Muzzammil (73): 3]
"Au zid 'alaihi".
Atau lebih atasnya.
[QS. Al-Muzzammil (73): 4]


Shalatlah dengan penuh rasa cinta dan kerinduan.
Itu akan membuatmu khusyu'...


Kemudian...
Tumpahkanlah segala apa yang menyesakkan dadamu.
Adukan semua pada-Nya...
Dengan ungkapan pilu... ataupun diiringi tangisan yang lembut...
Karena sesungguhnya...
Dia adalah Sebaik-Baik Pendengar.

Dan Berdo'alah...
Dengan penuh harap, rendah diri, dan suara perlahan...
seperti do'a yang diajarkan-Nya:


"Rabbi adkhilnii mudkhala sidqin-wa akhrijnii mukhraja sidqin-waj 'al lii min-ladunka sulthaanan nashiraa".
Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.
[QS. Al-Israa (17): 80]


"Jaa al haqqu wazahaqal baa thilu, innalbaa thila kaana zahuu qaa".
Telah datang yang benar dan telah lenyap yang bathil.
Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
[QS. Al-Israa (17): 81]

Ataupun do'a-do'a lain yang menjadi keinginan...
Hantarkan ia dengan bahasa yang mudah bagimu...dan
Jangan pernah merasa sungkan...

Sabda Rasullullah saw:
”Sesungguhnya Rabbmu itu Pemalu lagi Pemurah, merasa malu apabila tidak mengabulkan do'a kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a lalu dikembalikan kosong.”

Selanjutnya...

"Faqra uu maa tayassara minal qur aan".
Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Qur'an.
[QS. Al-Muzzammil (73): 20]


"Warattilil qur aana tartiilaa".
Dan Bacalah Qur'an itu secara perlahan-lahan.
[QS. Al-Muzzammil (73): 4]


Untuk apa Ia menyuruhmu membaca Surat Cinta-Nya (Al-Qur'an) wahai sahabatku?...

"Nu nazzilu minal qur aani maa huwa syifaa un-warahmatun-lilmu'miniin".
Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
[QS. Al-Israa (17): 82]


Nah, bagaimana keadaanmu sekarang?...
Terasa ringan bukan?
Insya Allah.
Dan saat-saat yang indah bersama-Nya ini tak'kan pernah kau lupakan.
Di mana engkau akan senantiasa rindu dan ingin s'lalu menjumpai-Nya.
Jika tak'bertemu sehari saja.
Ada sesuatu yang hilang.
Ia pun semakin sayang dan semakin cinta padamu.
Masya Allah.

Tetapi sahabat.
Tahukah dirimu kenyataan yang sebenarnya?...
Sesungguhnya Sang Kekasih itu senantiasa ada bersamamu.
Tak pernah jauh.
Dia begitu dekat.. sangat dekat.
Mampukah engkau menangkap keberadaan-Nya?...
[QS. Al Baqarah (2): 186], [QS. Qaaf (50): 16], [QS. Al-Baqarah (2): 115],
[QS. Al-Hadiid (57): 4]


Dia ada di sini.
Melihat aku menulis untukmu.
Dan melihatmu.
Yang kini sedang meresapinya.
Karena ini juga adalah suatu adegan.
Bagaimana dengan adegan selanjutnya?.
Dengarkan bisik qalbumu.
Dan engkau pun akan tahu jawabannya..

Wabillaahi taufiq walhidayah,
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


(disadur dari tulisan Ratna Dewi, DT)

- Jundi -


(kiriman dari Roni Wijaya, alumni SMA N 3 Bantul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

followers

RSS Subscribe